![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Keislaman | ![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Jumat, 20 November 2009, 03:48
Maka Tebarkanlah Salam
Faishol
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا ، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا ، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ (صحيح مسلم - ج 1 ص 74) Rasulullah saw bersabda, "Demi Dzat (substansi) yang nyawaku berada di tangan-Nya. Kalian tidak dapat masuk ke dalam surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak dapat beriman (secara sempurna) sampai kalian saling mengasihi. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian dapat saling mengasihi? Tebarlah salam di antara kalian." Salam menimbulkan rasa saling cinta --> Rasa saling cinta meyempurnakan keimanan. Ucapan salam pada dasarnya adalah sebagian dari bentuk penghormatan (tahiyyah). Berikut beberapa bentuk penghormatan (tahiyyah) :
Redaksi salam dan jawabannya Redaksi ini yang diperoleh oleh kita dari Rasulullah saw dan para ulama-ulama dahulu. Dalam prakteknya –yang kemudian menjadi trend- terdapat penambahan kata rahmah dan barakah seperti berikut: Sementara redaksi jawabannya nyaris sama, hanya saja peletakkan kata dibalik dan sebaiknya ditambah kata wa yang artinya ”dan”, menjadi Pengertian kata as salaam dalam redaksi salam (as salaamu ’alaykum) Ada dua pengertian as salaam yang dikemukakan. Masing-masing pengertian memiliki pendukungnya, plus argumentasinya. Pengertian Pertama عَنْ عَبْدِ اللهِ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ ، قَالَ : إِنَّ السَّلامَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَضَعَهُ فِي الأَرْضِ ، فَأَفْشُوا بَيْنَكُمْ ، فَإِنَّ الرَّجُلَ الْمُسْلِمَ إِذَا مَرَّ بِقَوْمٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ فَرَدُّوا عَلَيْهِ كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ فَضْلً دَرَجَةٍ بِتَذْكِيرِهِ إِيَّاهُمُ السَّلامَ ، فَإِنْ لَمْ يَرُدُّوا عَلَيْهِ رَدَّ عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَأَطْيَبُ (مسند البزار, ج 2 , ص 401) Dari Abdullah ra, Nabi saw bersabda, ”Sesungguhnya as salaam adalah satu nama Allah yang ”diletakanNya” di bumi. Untuk itu tebarlah salam di antara kalian. Ketika seorang muslim yang melewati sekelompok orang lalu mengucapkan salam kepada mereka dan mereka menjawabnya maka dia memiliki keunggulan satu peringkat (darajah) di atas mereka sebab dia mengingatkan as salaam pada mereka. Jika mereka tidak menjawab (salamnya) maka ada pihak lain yang lebih baik dari mereka dan lebih bersih yang menjawab salamnya.” Pengertian kedua Apa yang bisa disimpukan di sini adalah bahwa kedua pengertian as salaam di atas sebenarnya dapat disatukan dalam satu pendapat, yaitu ketika si A menyapa salam kepada si B maka si A telah :
Tentu saja kesimpulan ini tidak berlaku dalam kasus ucapan salam dari Allah untuk para hamba-Nya seperti yang diungkapkan-Nya dalam Al Qur`an (Lihat Qs. Ash Shaaffaat:79, 109, 120, 130). Untuk yang terakhir ini, salaam harus dipahami dengan pengertiannya yang kedua. Fungsi salam Sesuai dengan keterangan hadis pembuka tulisan ini fungsi salam adalah menumbuhkan rasa saling cinta kepada sesama (muslim). Rasa cinta pada akhirnya dapat meningkatkan keimanan. Peningkatan keimanan berbanding lurus dengan posibilitas masuk surga. Sumber
Kembali - Cetak |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
© Hakcipta 2008-2021 - Pesantren Al Muta'allimin, Jakarta 12210 |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |