Perbedaan Taubat dan Istighfar

Perbedaan Taubat dan Istighfar

Al Qur’an dan hadis sering menyebut kata taubah dan istighfar secara bersamaan. Penggabungkan ini memberi kesan bahwa terdapat perbedaan antara kedua istilah tersebut.

Penyebutan taubah dan istighfar secara bersamaan dalam Al Qur’an

  1. Surat Hud, ayat 3

    وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ …الأيةَ (هود : 3)

    Dan mohon ampunlah kalian kepada Tuhan kalian dan bertaubatlah kepada-Nya. …

  2. Surat Hud, ayat 52

    وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (هود: 52)

    Dan (dia berkata): “Hai masyarakatku, mohonlah ampun kepada Tuhan kalian kemudian bertobatlah kepada-Nya, maka Dia (akan) menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan pada kekuatan kalian, dan janganlah kalian berpaling dengan melakukan dosa.

  3. Surat Hud, ayat 61

    وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (هود: 61)

    Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka, (yaitu) Shaleh. Shaleh berkata, “Wahai masyarakatku, sembahlah Allah, Tidak ada sama sekali tuhan bagi kalian kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya, karena itu mohon ampunlah kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Dekat (kasih sayang-Nya) dan Maha Pengabul (doa hamba-Nya).

Penyebutan kata Istighfar dan Taubah secara bersamaan dalam Hadis
  1. Hadis riwayat Al Bukhari

    قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً (صحيح البخاري, باب استغفار النبي صلى الله عليه وسلم في اليوم والليلة, ج: 5 , ص: 2324)

    Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya– berkata, aku mendengar Rasulullah –keagungan dan kedamaian untuknya– bersabda, “Demi Allah. Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepadanya dalam (setiap) hari lebih dari 70 (tujuhpuluh) kali.


  2. Hadis riwayat At Tirmidzi

    عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَانَ يُعَدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةُ مَرَّةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَقُومَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ (قال الترمذي : هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ. سنن الترمذي , باب ما يقول إذا قام من المجلس , ج: 5 , ص: 494)

    Diriwayatkan oleh Ibnu Umar –semoga Allah meridhainya. Dia berkata, “Pernah Rasulullah SAW dihitung di suatu majlis sebelum bangun membaca Rabbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antat Tawwaabul Ghafuur.


  3. Hadis riwayat Al Imam Al Hakim

    عن عائشة رضي الله عنها ، قالت : ما كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقوم من مجلس إلا قال : سبحانك اللهم ربي وبحمدك ، لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك . فقلت له : يا رسول الله ، ما أكثر ما تقول هؤلاء الكلمات إذا قمت . قال : « لا يقولهن من أحد حين يقوم من مجلسه إلا غفر له ما كان منه في ذلك المجلس » (هذا حديث صحيح الإسناد ، ولم يخرجاه ) (المستدرك على الصحيحين ج: 1 ص: 674)

    Diriwayatkan oleh Aisyah –semoga Allah meridhainya. Dia berkata, “Rasulullah tidak pernah bangun dari majlisnya kecuali membaca, “Subhaanakallahumma rabbii wa bihamdika. Laa ilaaha illa anta. Astaghfiruka wa atuubu ilayk.” Lalu aku (Aisyah) berkomentar, “Wahai Rasulullah. Alangkah seringnya engkau mengucapkan kalimat-kalimat itu saat bangun.” Beliau –keagungan dan kedamaian untuknya– menjawab, “Tidak ada seorang pun yang membaca kalimat-kalimat itu saat bangun dari majlisnya (tempat duduknya) kecuali dosa-dosa yang timbul di majlis itu diampuni.

Pengertian Taubat dan Istighfar

Taubat : Menyesali perbuatan dosa, melepaskan diri darinya (dengan alasan perbuatan itu adalah maksiat) serta berkomitmen kuat untuk tidak mengulanginya.
Istighfar : Permohonan ampun baik dengan lisan maupun secara praktek.

Keterangan Pengertian

Taubat : dengan pengertian di atas, taubat terdiri dari 3 unsur yang kemudian dikenal dengan isitilah syarat taubat:

  1. Menyesal atas dosa yang dilakukannya di saat ini atau di masa lalu.
  2. Menghindarkan diri (sekarang juga) dari perbuatan itu dengan dasar apa yang dilakukannya adalah perbuatan maksiat atau pengingkaran kepada Allah. Penghindaran yang dilakukan pelaku dosa dengan alasan perbuatan itu membahayakan kesehatan dan merugikannya secara finansial tidak dinilai sebagai taubat.
  3. Komitmen meninggalkan perbuatan dosa di masa mendatang.

Istighfar:

  1. Permohonan ini mencakup dua hal :
    1. Permohonan agar Allah tidak membeberkan dosanya di dunia
    2. Permohonan agar dihindarkan dari efek perbuatan dosa, yaitu siksa
  2. Istighfar terdiri dari istighfar secara lisan dan istighfar dalam bentuk perbuatan. Biasanya, ketika disebut kata istighfar, masyarakat muslim memahaminya dengan istighfar secara lisan. Tulisan-tulisan yang berkaitan juga biasanya berbicara tentang istighfar dengan mengutarakan redaksi-redaksi istighfar yang notabenenya adalah istighfar secara lisan.
  3. Istighfar dalam bentuk perbuatan (thalabul maghfirah bil fa’aal) identik dengan Taubat.

Hubungan Taubat dengan Istighfar

  1. Taubat (dalam pengertian di atas) sudah mencakup Istighfar, tepatnya istighfar dalam bentuk perbuatan baik (thalabul maghfirah bil fa’aal).
  2. Istighfar (dengan lisan atau bil maqaal) dapat wujud tanpa Taubat mengingat istighfar kategori ini adalah sekedar permohonan ampun secara lisan.
  3. Meskipun seperti dijelaskan dalam poin 2, hubungan taubat dan istighfar adalah hubungan korelasi (talaazum) sehingga tidak dapat dipisahkan, tentunya jika pelaku dosa memang benar-benar menginginkan dosa terhapus. (Lihat beberapa ayat dan hadis di atas)
  4. Berdasarkan poin 3 maka ayat atau hadis yang secara redaksional hanya menyinggung istighfar sudah mencakup makna perintah taubat di dalamnya. Demikian yang diungkapkan oleh Ibnul Qayyim. (Lihat Al Mawsuu’ah Al Fiqhiyyah, entri kata Tawbah). Contoh : surat Nuh ayat 10

    فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (نوح : 10)

    maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.”

  5. Taubat dan istighfar mempunyai persamaan di dua sisi
    1. Kedua-duanya adalah usaha kembali ke jalan Allah SWT.
    2. Keduanya-duanya adalah permohonan penghapusan dosa. Hanya saja dalam Taubat, penghapusan dosa diusahakan oleh manusia. Sedangkan dalam istighfar, memohon agar Allah berkenan menghapus dosa. (Lihat Al Mawsuu’ah Al Fiqhiyyah, entri kata Istighfaar)
Hubungan Istighfar dengan Doa
  1. Doa yang di dalamnya terdapat permohonan ampun kepada Allah SWT adalah sama dengan istighfar
  2. Doa yang di dalamnya tidak terdapat permohonan ampun adalah bukan istighfar
  3. Istighfar (permohonan ampun) yang dilakukan dalam bentuk perbuatan (baca taubat) tidak disebut dengan istilah doa (Lihat Al Mawsuu’ah Al Fiqhiyyah, entri kata Istighfaar)

لَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاء إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Kalau saja Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hambaNya maka mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia inginkan. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap (kondisi) hamba-hambaNya, (dan) Maha Melihat. (Q.S. Asy-Suraa, 27)