Redaksi Shalawat

Redaksi Shalawat

Shalawat kepada Nabi −shalawat dan salam untuknya− adalah ungkapan doa.

Sebagai sebuah ungkapan permintaan seorang hamba kepada Tuhannya, redaksi shalawat dapat terdiri dari 2 (dua) kategori:

  1. Redaksi yang spesifik yang diambil langsung dari petunjuk nash Al Qur`an maupun keterangan eksplisit nash Hadis.
  2. Redaksi bebas yang dibuat sendiri oleh orang yang berdoa dengan syarat bebas dari hal-hal yang tidak sepatutnya dalam penilaian Syariat.

Ibnu Hajar Al ‘Asqalaniy menulis, “Inilah tokoh Asy Syafi’iy -semoga Allah mengangkat derajatnya, seorang yang paling banyak mengagungkan Nabi −shalawat dan salam untuknya. Beliau berkata di awal pembukaan bukunya yang menjadi pegangan pokok madzhabnya, “Allahumma shalli ‘alaa Muhammmad … (hingga sampai pada redaksi tambahan [hasil] ijtihadnya, yaitu kalimat) …  setiap kali orang-orang yang selalu mengingat Allah mengingatnya dan setiap kali orang-orang yang lalai ingat Allah melalaikannya. ”

Penambahan redaksi “setiap kali orang-orang yang selalu mengingat Allah mengingatNya dan setiap kali orang-orang yang lalai ingat Allah melalaikanNya” dalam shalawatnya merupakan hasil ijtihad beliau. Hal ini menunjukkan bahwa redaksi shalawat dapat pula bersifat bebas, tidak terikat dengan redaksi shalawat yang mapan yang disebutkan oleh beberapa hadis.

يقول الحافظ ابن حجر رحمه الله ” هذا الإمامُ الشافعي أعلى الله درجته – وهو من أكثر الناس تعظيماً للنبي صلى الله عليه وسلم – قال في خطبة كتابه الذي هو عمدة أهل مذهبه : اللهم صلِّ على محمد ، إلى آخر ما أدَّاه إليه اجتهاده وهو قوله : كلما ذكره الذاكرون ، وكلما غفل عن ذكره الغافلون .


قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ ۚ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Katakan (wahai Muhammad), "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakan, "Semua itu (disediakan) untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, (dan) khusus (untuk mereka) di hari kiamat." Demikian Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui. (Q.S. Al-A'raaf, 32)

Siapa saja, baik yang beriman maupun yang tidak beriman, dapat menikmati segala keindahan dan segala yang terbaik selama hidupnya di dunia. Namun hal yang sama hanya dapat dinikmati di Hari Akhir oleh mereka yang beriman.