Dirintis sejak tahun 1970, dimulai dengan pendidikan belajar membaca Al-Qur`an yang diasuh oleh almarhum K.H. Zainuddin Abrori, yang juga pendiri sekaligus pewakaf Pesantren Al Muta’allimin ... Selengkapnya
Pesantren Al Muta'allimin dirintis dengan tujuan memberikan keragaman model pendidikan pesantren, di mana salah satu modelnya adalah konsentrasi pada kajian disiplin ilmu keislaman ... Selengkapnya
Artikel Terbaru
Perang Tabuk (Rajab tahun 9 Hijriyyah) adalah ekspedisi militer terakhir yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw. sebelum wafatnya beliau. Secara singkat, alur waktunya adalah: Tahun 9 H: Dikenal sebagai ‘Am al-Wufud (Tahun Delegasi), karena fokus Nabi saw. beralih dari ekspedisi … Selengkapnya …
Dinamika Internal Sebuah Mazhab Fikih Mazhab fikih dalam tradisi Islam bukanlah entitas yang statis dan beku. Sejak kelahirannya, setiap mazhab, termasuk Mazhab Syafi’i yang “didirikan” oleh imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i (150-204 H/767-820 M), mengalami proses perkembangan, pematangan, dan sistematisasi … Selengkapnya …
Dalam tradisi keilmuan Islam, istilah sedekah jariyah kerap disempitkan maknanya hanya pada praktik wakaf. Hal ini berakar dari dominasi pandangan mayoritas ulama yang menafsirkan sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir pascawafat sebagai merujuk khusus pada wakaf. Namun, pendekatan ini menyisakan … Selengkapnya …
Kisah atau sejarah dalam Al-Qur`an harus dipahami sebagai sebuah panggung agung yang terarah (purpose-driven), sebuah arena di mana drama kosmik pertarungan antara kebenaran (al-haqq) dan kebatilan (al-bathil) dipentaskan. Mesin penggerak utama yang mendorong narasi kemanusiaan dari satu babak ke babak … Selengkapnya …
Hadis tentang menanam fasilah meskipun kiamat telah tiba bukan sekadar ajakan ekologis, melainkan seruan etis yang menolak tunduk pada logika ekonomi global dan kemunafikan sistemik. Di tengah kerusakan lingkungan yang dipicu oleh kapitalisme dan di saat dunia berpura-pura peduli sambil terus mendukung penjajahan melalui senjata, teknologi, dan diplomasi palsu, fasilah menjadi simbol keberanian moral: tindakan kecil yang tetap dilakukan meski hasilnya tak terlihat, suara yang tetap disuarakan meski dibungkam, dan harapan yang tetap ditanam meski dunia memilih untuk membiarkan kehancuran terjadi.
Dalam sejarah kenabian, ada momen-momen agung ketika Rasulullah s.a.w. membangkitkan harapan, keyakinan, dan penguatan ruhiyyah bagi para sahabatnya melalui kabar gembira akan janji kemenangan dan pertolongan dari Allah S.w.t. Kabar ini bukan sekadar motivasi, melainkan didukung mukjizat nyata yang memperlihatkan bahwa mereka berada di atas al-haqq. Para mukminin menyaksikan sendiri bagaimana kebenaran ajaran yang dibawa Nabi s.a.w. ditopang oleh bukti-bukti lahiriah.