Kepedulian Terhadap Janda dan Orang Tidak Mampu

Kepedulian Terhadap Janda dan Orang Tidak Mampu

Rasulullah SAW, sebagaimana yang dicatat oleh al-imam Muslim dalam buku catatan hadisnya bersabda,

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Orang yang berusaha untuk membantu janda dan orang miskin adalah seperti pejuang (mujahid) di jalan Allah

Dalam Islam, membantu orang yang membutuhkan, terutama janda dan orang miskin, adalah tindakan yang sangat dihargai dan dinilai sebagai salah satu amal yang mulia.

1. Kosa Kata dalam Hadis

  • Sa’i adalah upaya atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup orang lain, dalam konteks ini adalah janda dan orang miskin.
  • Janda (armalah) adalah  wanita yang kehilangan suaminya, baik karena kematian maupun perceraian. Menurut Ibn Qutaybah, istilah أَرْمَلَة berasal dari kata الإرمَال yang merujuk pada kondisi kemiskinan yang dialami akibat kehilangan pasangan.
  • Orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki cukup sumber daya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari akibat tidak memiliki pekerjaan tetap atau penghasilan yang stabil, yang tidak dapat menutupi kebutuhan dasar.
  • Mujahid fi sabilillah, secara teknis adalah orang yang berjuang (perang) di jalan Allah.

2. Peran Sa’i (Usaha) dalam Memenuhi Kebutuhan Janda dan Miskin

Rasulullah SAW menekankan pentingnya memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial. Bila ditafsirkan lebih luas, perhatian dan dukungan di sini bukan hanya tentang memberikan materi, tetapi juga mencakup dukungan emosional, spiritual, dan sosial.

3. Kedudukan Menolong Janda dan Orang Miskin

Menolong janda dan orang miskin bukan hanya sekadar tindakan baik, tetapi juga mendapat ganjaran yang besar di sisi Allah. Seperti yang dinyatakan dalam hadis, orang yang memenuhi kebutuhan hidup mereka (sa’i) dinilai sepadan dengan pejuang (mujahid) di jalan Allah. Ini adalah penghargaan besar dari Allah SWT untuk para sa’i dan menunjukkan betapa pentingnya peran sa’i dalam masyarakat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kondisi kaum lemah ini dan sering mengingatkan umatnya untuk membantu mereka.

4. Cara Menolong Janda dan Orang Miskin

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk membantu janda dan orang miskin:

  • Memberikan Dukungan Finansial, seperti memberikan uang atau sembako.
  • Memberikan Pekerjaan: Membantu mereka mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga mereka bisa mandiri secara finansial.
  • Memberikan Pendidikan: Membantu mereka dan anak-anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
  • Memberikan Dukungan Moral dan Sosial: Menjadi teman atau pendengar yang baik, serta mengajak mereka berinteraksi dalam komunitas.

5. Pesan Umum Hadis

Hadis ini memberikan pelajaran dan pesan besar tentang pentingnya kesadaran sosial. Pendidikan dan kampanye penyadaran sosial layak dilakukan untuk mendorong setiap individu dalam masyarakat agar lebih peka terhadap kebutuhan mereka yang lemah. Setiap individu dapat berperan dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan saling dukung. Dan ini adalah bagian dari “perang” yang paling bisa dilakukan di saat tidak sedang berperang, tepatnya “perang” melawan ego pribadi yang sering kali mengutamakan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.


وهل أصبح الفكر الإنساني عقيمًا فلا يقدم الأدوات التي تخضع للشرع وتحقق المقصود دون مواربة أو التواء؟ والجواب على ذلك هو أن البديل موجود، ولكن ما ينقصنا هو إرادة الخلاص من الحرام، والتوجه إلى ما هو أقوم وأطهر وأسلم. (سامي حسن حمود يرحمه الله)

Apakah pemikiran manusia menjadi mandul sehingga tidak mampu menyediakan tools yang sesuai Syariah dan –dalam waktu yang sama- mampu merealisasikan keinginan mereka, tanpa harus berdalih?
Alternatif selalu ada. Yang kurang adalah goodwill untuk menghindar dari yang haram, menuju ke alternatif yang lebih lurus, lebih bersih serta lebih aman." (almarhum Sami Hasan Hamud)